Sa'atnya yang muda berkreasi !!!

Sa'atnya yang muda berkreasi !!!

Traveling Sekaligus Baksos Ala Relawan Muda Bondowoso (RMB)

Tak sekadar kumpul-kumpul untuk kesenangan kelompok, tapi komunitas ini juga memiliki perhatian serius untuk berbagi dengan warga. Komunitas yang menamakan diri Relawan Muda Bondowoso ini yang gemar traveling sekaligus bakti sosial (baksos).


Traveling Sekaligus Baksos Ala Relawan Muda Bondowoso (RMB)

Empat Bulan Sekali, 'Ekspedisi ke Pelosok Negeri'

Kabupaten Bondowoso sudah lama dikenal dengan keindahan alamnya yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Begitu juga dengan kondisi masyarakat Bondowoso, masih banyak yang hidup secara tradisional dalam menjalani keseharian. Tak salah jika kota berjuluk The Highland Paradise ini memantik perhatian banyak traveler atau backpaker di Indonesia. Bahkan tak sedikit televisi nasional yang menayangkan objek adventure di Bondowoso. "Kalau orang luar Bondowoso adventure di sini, saya sebagai orang Bondowoso juga gak boleh kalah," ungkap Imam Safi'i, pemuda asal Grujugan Lor yang juga sekretaris RMB ini.

Empat kawannya Taufik, Maufiroh, Saruji yang gemar berkegiatan di alam bebas lebih memilih liburan di Bondowoso dari pada di kota lainya. Dari naik gunung, air terjun, sampai tempat yang susah dengan pemandangan alam nan indah dijelajah olehnya. Di Tahun 2014, empat pemuda tersebut mulai menginisiasi pembentukan sebuah komunitas. "Tahun lalu komunitas ini berdiri. Namanya Relawan Muda Bondowoso," tambahnya.

Membentuk Relawan Muda Bondowoso tersebut, tujuannya tak hanya traveling atau blusukan saja. Lebih dari itu juga ada nilai-nilai sosial yang ingin dicapai. Per empat bulan sekali, mereka selalu menggelar ekspedisi ke pelosok negeri. "Ekspedisinya di Bondowoso saja. Tidak sampai seluruh Indonesia, hanya namanya saja pelosok negeri," imbuhnya.

Berkat menjelajah hingga desa terakhir, pelosok, hingga daerah yang jarang dijangkau, anggota komunitas ini yang kian hari kian bertambah hingga 30 orang. Dari kegiatan blusukan itu ternyata semakin muncul rasa iba dan keinginan membantu sesama dan sosial. Dalam ekspedisi kelima, tepatnya 12-13 Desember kemarin, Safi'i selaku seketaris, mengelar kegiatan sosial di SDN Kretek III, Dusun Petung Desa Kretek, Kecamatan Taman Krocok. "Awalnya hobi anggota ya adventure, jalan-jalan. Tapi berkat itu, muncul jiwa sosial mereka," imbuhnya.

Dalam baksosnya tersebut, Relawan Muda Bondowoso tak hanya membagiakan sembako. Melainkan lebih menyentuh dunia pendidikan, lewat membagikan buku tulis dan bacaan. "SD di sana mengenaskan, perpustakaan bisa dikatakan tidak ada," tambahnya. Komunitas ini awalnya mendapatkan informasi bahwa di sekolah tersebut kekurangan buku dari anggota yang jalan-jalan di daerah setempat.

Setidaknya 10 kardus buku telah dibagikan ke murid-murid SDN Kretek III. Dalam baksos tersebut, tak hanya memberikan buku saja. Mereka juga mengajak murid SDN Kretek bermain sambil memperkuat kebersamaan lewat outbond. Ada yang memakai kerjasama dengan sedotan, ada pula senam pagi untuk kebugaran murid SDN Kretek III.

Untuk bisa menyumbang buku itu, setidaknya komunitas ini menghabiskan uang senilai delapan ratus ribu. "Ya swadaya anggota, tiga puluh ribu rupiah ada juga yang lebih," imbuhnya. Untungnya acara ekspedisi pelosok negeri dengan menyumbang buku tersebut juga dibantu oleh Lembaga Management Infaq (LMI).

Pengumpulan buku itu sudah dilakukan satu bulan sebelum hari H tiba atau bulan September. "Hari minggu kita buka lapak di Alun-Alun," ucapnya. Sumbangan dana yang terkumpul juga lewat donatur. "Kalau izin ke Dinas Pendidikan, kami sudah. Agar orang dinas tahu dan tidak ilegal," katanya.

Sayangnya, waktu yang terlalu mepet untuk meminta bantuan buku dari Perpustakaan Daerah. Hal itu membuat buku yang disumbangkan sangat minim. Pemuda Bondowoso yang tergabung RMB, tak hanya susah payah mengumpulan uang semata. Untuk mencapai ke lokasi SDN Kretek III cukup menguras tenaga. Bahkan dari balai desa Kretek, mereka harus merasakan penatnya berjalan kaki di perbukitan nan terjal.

Ekspedisi pelosok negeri berikutnya, Safi'i masih belum tahu desa mana yang akan dituju. "Masih survey desa mana, sekaligus jalan-jalan," imbuhnya. Dia berharap kota kelahirannya tersebut makin maju. Warganya diharapkan tak hanya jadi orang mampu, tapi juga orang yang memiliki wawasan luas untuk membangun kotanya sesuai harapan dan jangka panjang.

- Radar Ijen, 17/12/15