Masyarakat Bondowoso mungkin hanya kenal dan
tahu peninggalan artefak bersejarah yang ada di kota Tape hanya ada di
Desa Jiret Mas Kecamatan Cermee yang terkenal dengan goa Buto-nya. Namun
jangan salah masih ada satu artefak yang belum banyak warga Bondowoso
mengetahuinya yaitu salah satu peninggalan bersejarah yang tak kalah
dengan situs Goa Buto di Cermee, masyarakat menyebut situs ini dengan
Goa Segember karena keberadaan artefak ini diukir di dinding batu cadas.
Keberadaan situs bersejarah ini ada di Dusun Sumber Canting Desa Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso, sekitar 2 km dari arah Air Terjun Pulo Agung. Akses ke goa ini dapat dilalui dengan menggunakan sepeda roda dua dan dengan berjalan kaki. Kebetulan pada waktu itu team traveling Komunitas Relawan Muda Bondowoso mengunjungi situs Segember dengan berjalan kaki karena kontur tanah yang licin.
Situs yang diperkirakan dibuat pada tahun 1213 Ḉaka dan kemungkinan situs Goa Segember adalah warisan dari Majapahit yang masih tetap berdiri kokoh meski di terjang zaman dan keberadaannya yang tersembunyi itu masih menyimpan sejuta misteri yang belum terpecahkan. Besar dugaan bahwa sebelum agama Islam masuk di Bondowoso, agama Hindu juga berkembang di kota ini dengan ditemunya artefak yang menyerupai Kala Buto dalam mitiologi Hindu.
"Namum sayang peninggalan ini sangat tidak terawat. Hanya swadaya warga yang masih tetap menjaga dan melestarikan warisan leluhur” ujar Mas Adi salah satu leader trip Komunitas Relawan Muda Bondowoso. Sangat disayangkan jika benda artefak ini tak terurus info yang didapat dari warga satu artefak sudah musnah entah dicuri atau dirusak oleh seseorang tertentu dan belum lagi dengan aksi vandalisme yang mengotori benda bersejarah dan jika terus dibiarkan maka warisan tersebut tidak bisa kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
Selain berkunjung ke situs ini, anda juga bisa berkunjung ke 2 Air Terjun yaitu Air Terjun Pulo Agung dan Air Terjun Sumber Canting. Air Terjun Sumber Canting berada persis di jembatan jalur menuju Goa, sangat rekomended, namun jalur menuruninya masih menggunakan cara babat, atau membuat jalur. memang kondisi di area itu jarang sekali aktifitas warga, namun tidak extrim.