Berawal
dari diskusi ringan tentang kepedulian pemuda Bondowoso terhadap situs-situs
Cagar Budaya yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Bondowoso, mulai
dari dataran tinggi hingga ke daerah pemukiman penduduk. Diskusi yang dilakukan
menghasilkan ide/inisiasi bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh para pemuda
untuk melestarikan situs-situs cagar budaya yang ada di Kabupaten Bondowoso.
Ide tersebut diantaranya adalah dengan melakukan perawatan situs, sosialisasi
tentang pentingnya Situs Cagar Budaya kepada para juru pelihara dan masyarakat,
memagari situs-situs, serta melakukan penelusuran terhadap keberadaan
situs-situs yang masih tersembunyi.
Perjalanan dimulai dari ketidak sengajaan kami
ketika berkunjung ke salah satu daerah di kaki Gunung Argopuro, tepatnya di
Dusun Patirana, Desa Wonosari, Kecamatan Grujugan. Pada waktu itu kami bertemu
dengan Bapak Astari salah satu sesepuh di desa tersebut. Beliau menyampaikan
bahwa terdapat peninggalan jaman batu (megalitikum), yaitu setumpukan Batu
Kenong yang berada di atas gunung. Dari sini, sedikit demi sedikit informasi
mulai terkumpul.
Selanjutnya
kami merencanakan perjalanan untuk menelusi keberadaan situs tersebut. Kami
berkoordinasi dan meminta arahan kepada Bapak Hery Kusdarianto, S.S. selaku
Kepala Seksi Kesejarahan dan Kepurbakalaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Bondowoso. Bapak Hery
Kusdarianto sangat mendukung dan mengapresiasi aktivitas yang kami lakukan.
Beliau menghimbau agar aktivitas yang kami lakukan tidak melanggar
undang-undang dan peraturan yang berlaku. Selanjutnya Bapak Hery mengarahkan
agar kami berkoordinasi dengan Saudara M. Sukron Al-Haddad selaku warga lokal
dan juru pelihara situs Patirana & Damar Wulan, Desa Wonosari, Kecamatan
Grujugan agar ikut serta dalam ekspedisi penelusuran situs megalitikum di
lereng Hyang/Argopuro.
Perjalanan
dilakukan oleh rekan-rekan dari Komunitas Relawan Muda Bondowoso (RMB) dengan
jumlah personil 7 orang yang dikoordinatori oleh Imam Safi'i. Pada tanggal 25
Maret 2018 jam 07.00 Wib, kami berkumpul di Parkiran Wisata Alam Patirana
(P28). Selanjutnya kami melakukan tracking
dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 3 km. Perjalanan ini ditempuh selama
kurang lebih 3 jam dengan melewati kawasan perhutani dan perkebunan penduduk.
Sepanjang
perjalanan kami bertemu dengan beberapa penduduk yang melakukan aktifitas di
lereng timur Pegunungan Argopuro, seperti mencari pakan ternak, bercocok tanam
dan mencari madu hutan. Medan yang kami lalui terbilang cukup mudah karena
sebagian jalur sudah berupa jalan setapak. Selain itu jalur yang kami lalui
berupa tanjakan dan turunan dengan elevasi (sudut kemiringan) berkisar antara
15 - 35 derajat.
Sesampainnya
di puncak punggungan yaitu Area Perhutani Petak 81 (P81) dengan ketinggian
1.043 mdpl kami istirahat sejenak sembari menikmati indahnya pemandangan yang
terbentang dari atas Lereng Pegunungan Argopuro. Keindahan tersebut mampu
menghilangkan rasa lelah yang mulai menurunkan semangat kami.
Sekitar
15 menit kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju hutan yang lebih dalam.
Adapun vegatasi hutan yang kami lalui berupa pepohonan besar hingga kecil serta
hutan bambu yang sedikit membingungkan arah perjalanan kami. Di hutan bambu
inilah yang diyakini sebagai letak keberadaan situs Batu Kenong. Kurang lebih
25 menit kami menyisir hutan bambu hingga akhirnya berhasil menemukan
keberadaan situs tersebut.
Setelah
kami berhasil menemukan situs tersebut, kami melakukan pemetaan lokasi
sekaligus mengklasifikasi dan identifikasi jenis situs tersebut. Hasil dari
pemetaan yang kami lakukan menunjukkan bahwa lokasi situs berada di ketinggian
1.237 mdpl. Secara geografis situs ini terletak di Lereng Timur Pegunungan
Hyang/Argopuro. Situs ini berada di punggungan gunung dan letaknya jauh dari
pemukiman penduduk.
Dari
pengamatan yang kami lakukan mengidentifikasi bahwa situs tersebut terdiri dari
beberapa Batu Kenong dan Menhir yang terletak dalam satu kawasan. Batu Kenong
dan Menhir membentuk suatu formasi yang belum bisa kami analisa lebih dalam.
Formasi tersebut terdiri dari 5 Batu Kenong dan 4 Menhir. Batu Kenong tersebut
memiliki dimensi (ukuran) yang bervariasi. Batu Kenong terbuat dari 2 bahan
yang berbeda yaitu 4 Batu Kenong dari batu paras/kars dan 1 Batu Kenong terbuat
dari batu keras/andesit. Sedangkan untuk
Menhir juga memiliki dimensi (ukuran) yang berbeda pula. Menhir tersebut
seluruhnya terbuat dari batu andesit.
Situs
Batu Kenong ini banyak memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda dari situs
Batu Kenong pada umumnya. Pasalnya, Situs Batu Kenong ini merupakan situs yang
berada di dataran tinggi dan terletak di tengah hutan. Situs ini merupakan
satu-satunya situs dengan formasi Batu Kenong yang satu lokasi dengan Situs
Menhir. Selain itu, yang menjadi ciri kas/keunikan dari situs ini adalah adanya
perbedaan salah satu batu kenong yang bahan pembuatnya berbeda dengan yang
lainnya.
Hasil
ekspedisi penelusuran ini membuktikan bahwa di Kabupaten Bondowoso banyak
terdapat peninggalan cagar budaya yang patut kita lestarikan. Bondowoso
merupakan kota dengan jumlah peninggalan Megalitikum terbanyak di Indonesia,
yang memiliki sekitar 1.400 Situs Megalitikum yang tersebar di beberapa
wilayah, salah satunya adalah situs yang ada di Lereng Argopuro ini. Situs ini
merupakan aset yang sangat berharga dan sangat disayangkan jika keberadaan
situs-situs tidak diketahui oleh masyarakat luas apalagi jika sampai hilang
atau rusak. Kami berharap adanya kerjasama dan dukungan dari para pemuda,
masyarakat, dan instansi terkait untuk saling bersinergi untuk melestarikan
situs-situs Megalitikum agar tidak punah dan bisa dinikmati oleh anak cucu kita
nanti.
"Masyarakat
Peduli, Cagar Budaya Lestari"
Jangan beranjak,
biar kami yang BERGERAK....!!
Salam Bethoh.....~RMB We Can ~
Dalam dunia lain,sy mendengar kan cerita leluhur desaku ,Kupang/klompangan
BalasHapusAda sebuah desa yg sangat tenang asri indah dan makmur disana ,yg memiliki pasar sendiri yg datang ke sana orang orang yg bermukim disekitar Argopuro & perbukitan hyang,area itu ditandai dgn taman bunga..jgn sekali sekali mengambilnya.agar engkau bisa kembali